Belajar dari galaksi
Secara umum, galaksi adalah sebuah sistem yang luar biasa luas
yang terdiri atas berbagai macam objek angkasa seperti bintang, gas, debu
medium, planet, dan komponen lain yang belum semuanya terungkap hingga
sekarang. Setiap galaksi memiliki jumlah bintang dan jumlah planet yang tidak
sama, namun tiap galaksi diperkirakan memiliki lebih dari 200-500 miliar
bintang. Setiap bintang itu dikelilingi planet-planet, sama seperti sistem tata
surya yang kita kenal. Semua komponen itu bersatu dan bergabung menjadi sebuah
kesatuan yang terstruktur, bernama galaksi dan galaksi bergabung dengan galaksi
lainnya, berputar mengelilingi inti galaksi.
Seluruh objek dalam sistem galaksi itu hanya akan berubah
bila Tuhan mengkehendaki. Bila berubah pun mereka hanya akan turun ke level
yang lebih rendah. Tiap satelit akan tetap menjadi satelit, dan planet tidak
akan berubah menjadi bintang. Sementara perubahan ke level yang lebih rendah
sudah ditunjukan oleh Pluto, yang berubah dari planet menjadi objek biasa saja,
ada juga bintang yang meredup, disusul matinya planet yang ada di
sekelilingnya.
Lalu, bagaimana dengan manusia? Peradaban, dan pergaulan
sosial manusia sebetulnya tidak jauh berbeda dengan objek angkasa yang
membentuk galaksi bila kita dalami, tiap manusia juga memiliki sistem
galaksinya masing-masing. Dalam sebuah pegaulan, kelompok atau organisasi pasti
ada seseorang yang memainkan peranan sebagai bintang. Selayaknya matahari, dia
sangat disegani, dielukan, ditunggu kehadirannya, bila tidak ada dia maka
hilang lah peradaban planet-planet yang mengitarinya. Ada juga manusia yang
berperan sebagai follower, hanya mengikuti titah sang bintang, mengikuti jalur
orbit yang ditentukan demi keberlangsungan hidupnya. Ada juga objek tak
berorbit seperti pluto, berjalan sesuai kehendaknya kemanapun dia suka, tidak bergantung
siapapun. Lalu apakah ada lubang hitam? Ya, ada juga. Dia menghancurkan sebuah
sistem galaksi dengan menyerap planet-planet yang ada, troublemaker.
Tapi beruntunglah manusia, karena Tuhan menciptakan kita
dengan akal, menyelipkan kemampuan untuk mengubah nasibnya sendiri, meniupkan
kemampuan untuk mengubah masa depannya. Berbeda dengan objek angkasa dalam
sistem galaksi. Setiap manusia bisa berubah menjadi lebih baik, tidak seperti
planet yang terus menerus akan menjadi planet, atau lubang hitam yang terus
menerus akan tetap menjadi lubang hitam. Seorang manusia bisa bertransformasi
dari sebuah lubang hitam menjadi sebuah bintang, menjadi sebuah matahari bila
mau. Dan tidak perlu khawatir, tidak ada batasan sebuah galaksi harus dipimpin
oleh berapa bintang. Seperti yang telah dicontohkan galaksi, ratusan milyar
bintang itu sama sekali tidak menggoyahkan sistem galaksi, tidak saling menjegal
dan merasa paling hebat, atau megubah orbit galaksi.
Jadi kamu sendiri mau jadi apa? Apakah menjadi bintang yang
dikelilingi puluhan planet? Atau puaskah kamu hanya dengan menjadi sebuah planet yang
mengitari bintang?
Komentar
Posting Komentar