Rapat Konsolidasi Akbar


BEM FEB Universitas Telkom mengadakan rapat perdana konsolidasi akbar pada tanggal 24 April 2014. Rapat ini diikuti oleh seluruh perwakilan HIMA di FEB dan FKB, meliputi: HIMA MBTI, HIMA Ikom, HIMA Adbis, HIMA Akuntansi, dan IBS (HIMA MBTI Internasional).
Ada 5 poin pembahasan dalam rapat konsolidasi akbar perdana ini, yaitu:

1. Penghapusan Semester Pendek
Warek 1 mengeluarkan sebuah keputusan secara resmi tentang penghapusan Semester Pendek (SP). SP dihapuskan dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan di FEB. Sebagai pengganti SP, pihak kampus akan mengadakan ujian khusus. Namun, ujian khusus ini hanya akan mengangkat nilai maksimal menjadi C, tidak lebih dari itu. Selain itu, ujian khusus hanya akan diberikan pada mahasiswa yang akan diwisuda saja. Oleh karena itu, mahasiswa harus mengulang mata kuliah untuk mengubah nilai.
Penghapusan SP ini mendapatkan reaksi yang berbeda. HIMA MBTI menolak keputusan ini dan berharap akan ada win-win solution dari pihak kampus. Sementara itu HIMA Akuntansi menerima keputusan ini agar mutu kampus bisa terangkat. Keputusan HIMA Akuntansi ini mendapat kontra dari HIMA Adbis dan HIMA Ikom yang keduanya menolak keputusan penghapusan SP. 

2.  Perubahan Indeks Nilai
Selama ini kita hanya mengenal nilai A, A-, B+, B, B-, C+, C, C-, D, dan E. Pihak kampus berencana untuk mengganti indeks nilai menjadi A, AB, B, BC, C, D, dan E. Keputusan kampus merubah indeks nilai ini mendapat banyak pertanyaan dari HIMA, karena pihak kampus belum menekankan dasar dalam kebijakan perubahan indeks nilai tersebut. 

3. Penarikan Biaya Parkir
Lahan parkir menjadi problematika tersendiri bagi pihak kampus. Karena lahan parkir sangat terbatas dan seringkali parkiran motor menjadi tidak tertata karena jumlah mahasiswa pengguna motor bertambah. Untuk mengendalikannya, pihak kampus berencana untuk menarik biaya parkir kepada mahasiswa agar jumlah motor berkurang dan mahasiswa lebih termotivasi untuk berjalan kaki ke kampus. Penarikan biaya parkir juga menambah proteksi motor, karena motor yang hilang akan diganti dengan menggunakan asuransi.
Terkait masalah ini, seluruh HIMA menolak kebijakan ini karena beranggapan bahwa fasilitas parkir  gratis adalah hak seluruh mahasiswa.

4. Branding nama kampus
Sejak terjadi penggabungan institus-institusi di YPT, kita sekarang mengenal banyak nama seperti TEBS, TASS, TESS, TCIS, Tel-U, dll. Akibat “nickname” yang banyak ini, mahasiswa seringkali kebingungan untuk menggunakan nama yang mana untuk dijadikan identitas dirinya . Untuk itu, seluruh HIMA sudah sepakat untuk menggunakan nama Universitas Telkom, dan akan disingkat menjadi Unitel sebagai identitas kita. Penamaan ini juga akan berlaku di fakultas lain.

5. AD/ART KEMA (Keluarga Mahasiswa)
Dalam pembuatan keputusan bagi mahasiswa, pihak kampus selalu mengacu pada SK Rektor dan mengabaikan AD/ART KEMA. SK Rektor juga seringkali dijadikan sebagai “surat sakti” yang harus ditaati dalam pembuatan kebijakan. Hal ini tidak sesuai dengan gaya birokrasi yang mahasiswa inginkan, yaitu menjunjung tinggi kepentingan mahasiswa: Dari mahasiswa, untuk mahasiswa, dan oleh mahasiswa. Oleh karenanya, BEM FEB akan berusaha melobi pihak kampus agar AD/ART KEMA kembali diperhitungkan dan dijadikan acuan dalam pembuatan kebijakan kampus.
Keputusan kampus yang telah tercatat di poin 1, 2, dan 3 tadi belum bersifat final dan sedang dikaji oleh pihak BEM FEB bersama pihak kampus. BEM FEB juga akan berusaha untuk terus mengawal dan meneliti kembali proses penetapan kebijakan di kampus FEB.
(map)


Komentar

Postingan Populer